Ngamumule Budaya Sunda. Silvi Lestari


Nama   : Silvi Lestari
NPM   : 8820116050
ARTIKEL
NGAMUMULE BUDAYA SUNDA DI PRODI PBSI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SURYAKANCANA

Usaha-usaha untuk melestarikan dan memajukan budaya sunda sudah selayaknya mendapatkan apresiasi. Ditengah gempuran budaya barat yang merasuki berbagai lini kehidupan, menjaga kelestarian bahasa dan sastra sunda adalah suatu keniscayaan. Jika tidak, generasi penerus kita yang akan datang tidak akan mampu mengenali jati dirinya. Masih banyak ditemukannya anak-anak yang tidak mengerti arti kata panangan atau pangambung padahal ayah asli orang Garut dan ibu berasal dari Cililin adalah salah satu contoh kurangnya kesadaran masyarakat untuk melestarikan bahasa Sunda sejak dini. Kondisi ini diperparah dengan porsi jam pelajaran bahasa sunda di sekolah yang terkesan hanya sebagai pelengkap dan belum dianggap sebagai suatu hal yang penting. Fenomena diatas banyak terjadi di sekolah-sekolah swasta dimana siswanya berasal dari kalangan menengah keatas dan menggunakan bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari, baik itu disekolah maupun dirumah.
Untuk melestarikan bahasa dan budaya Sunda, di UNIVERSITAS SURYAKANCANA CIANJUR selalu mengadakan kegiatan ngamumule bahasa Sunda setiap satu tahun sekali dengan tema dan bintang tamu yang berbeda-beda, salah satunya yakni Oni SOS. Oni SOS mengungkapkan ada beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah maupun orang tua dirumah dalam rangka melestarikan bahasa dan buaya Sunda. Pertama, dilaksanakannya program hari bahasa di sekolah dimana dalam satu pekan ada satu hari yang mengharuskan seluruh siswa dan guru menggunakan bahasa Sunda dalam berkomunikasi satu sama lainnya. Kedua, ditampilkannya berbagai kebudayaan Sunda pada acara-acara tertentu seperti pada acara wisuda atau kenaikan kelas. Dalam acara tersebut sekolah dapat menyuguhkan berbagai penampilan seperti Sisindiran, Tatarucingan sampai Kaulinan Barudak yang semuanya dibawakan langsung oleh para siswa. Adapun untuk orang tua dirumah, membiasakan berkomunikasi dengan anak menggunakan bahasa Sunda yang baik dan benar, secara tidak langsung telah memupuk kecintaaan anak kepada bahasa ibunya. Selain itu, dengan menceritakan dongeng-dongeng Sunda kepada anak diharapkan akan memunculkan minat anak untuk menikmati sastra-sastra Sunda. Dengan adanya kesadaran untuk melestarikan bahasa dan sastra Sunda, diharapkan tercipta generasi yang tidak hanya memiliki kemampuan intelektual yang tinggi namun juga memiliki kecerdasan sosial dalam masyarakat karena pepatah hade goring ku basa masih melekat dalam diri masyarakat Sunda.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ngamumule Budaya Sunda oleh. Siti Herlina Mukti

Ngamumule budaya sunda. Rini Oktapiyani

Reaktualisasi Pilar Budaya Cianjur